Category: Movies
Genre: Drama
Starring: Aaron Eckhart, Toni Collette, Maria Bello, Peter Macdissi, Summer Bishil

Director: Alan Ball

Aku bingung, apakah harus menyukai atu malah membenci kepolosan Jasira, karakter utama film ini, terhadap segala hal tentang sex. Yang jelas, melihat bagaimana Jasira masturbasi sambil melihat majalah porno Palace, sangatlah menjengkelkan, aku tidak bisa menontonnya dengan nyaman.

Towelhead bercerita tentang Jazira, anak berumur 13 tahun keturunan Lebanon, dia disuruh tinggal di rumah ayahnya, seorang pegawai NASA, oleh ibunya yang sudah punya pacar baru. Di rumah ayahnya yang keras itu, dia bertetangga dengan keluarga Vuoso, seorang tentara cadangan, dengan seorang istri dan anak laki2. Di sekolah dia berteman dengan seorang cowo kulit hitam dan menjalin hubungan dengannya.

Banyak hal yang dilakukan Summer Bishil, yang memerankan Jasira – sekali lagi – gadis berumur 13 tahun!, mulai dari dicukurnya rambut kelaminnya oleh pacar ibunya, membayangkan diri sebagai model majalah porno, berhubungan seks dengan pacar kulit hitamnya (damn aku lupa namanya..haha), dan dengan Vuoso, dan begitu gampangnya dia menggoda Vuoso di restoran itu…dan semua hal itu adalah sangat tidak membuat nyaman. it’s very irritating.

Aku mengerti film ini mgkn maksudnya memberikan semacam gambaran bagaimana sexual abuse itu adalah sebuah tragedi, bagaimana orang2 tua diluar sana perlu lebih memperhatikan anak mereka dengan memberika pendidikan seks yang cukup kepada mereka. Tapi aku merasa sepertinya film ini bukanlah film yg cocok buat itu.

Atau mgkn ini film (juga) memfokuskan tentang isu rasial, bagaimana teman sekolahnya selalu memanggilnya towelhead, sand nigger dan julukan lainnya, bagaimana ayah Jasira marah didiskriminasikan oleh Vuoso, dan bagaimana Jasira dilarang berhubungan dgn teman cowonya hanya karna dia kulit hitam. Tapi hal itu semua tertutup oleh pengalaman seksual Jasira.

Tapi harus diakui, cast film ini sangat bagus, Summer Bishil sangat bagus memerankan seorang anak polos sehingga gampang dibodoh-bodohi, Aaron Eckhart juga bagus menjadi seorang yang suka ama Jasira. Yang lainnya macam ibu Jasira dan tetangga yang hamil itu (diperankan oleh Toni Collette) sangat baik menyampaikan emosi masing2. cool.

Film yang lumayan sebenarnya, dan bakal jadi film bagus apabila rasa penasaran akan seks-nya si Jasira tidak lantas merubahnya menjadi cewek gampangan.

Oh ya…katanya judulnya diganti Nothing Is Private atas desakan sebuah kelompok islam timur tengah karna tema utama film yang lebih memfokuskan tentang seks, bukannya tentang rasisme yang ternyata hanyalah semata-mata untuk memberikan sedikit latar belakang film.

sekian


7/10

Category: Movies
Genre: Drama

Starring: Brad Pitt, Cate Blanchett, Taraji P. Henson, Tilda Swinton, Jason Flemyng, Elias Koteas, Julia Ormond, Peter Badalamenti

Director: David Fincher

Sewaktu saya membaca resensi film ini di sebuah majalah film, saya masih bingung apa sebenarnya tema yang diangkat dari film ini, kecuali – hanyalah – kisah seorang yang secara fisik menjadi semakin muda. Sampai akhirnya menonton saya masih tidak mendapatkan sesuatu hal yang penting, yang krusial, yang tematis kecuali kisah seorang manusia biasa yang cuman semakin muda tapi secara psikis tetap mejadi tua.

Sehingga, film yang berdurasi 166 menit ini menjadi sangatlah panjang, jikalau saja beberapa chapter dibuang ato juga ditambahkan, tidak akan terlalu berpengaruh terhadap tema dangkal tersebut diatas. Hanya sepertiga bagian terakhirlah film ini menunjukkan dramatis yang berharga, ketika anak Benjamin dan Daisy lahir dan Benjamin tentu saja ga mau menjadi sekedar teman bermain bagi anaknya karna fisiknya yang akan semakin muda, sehingga ia memutuskan meninggalkan istri dan anaknya. Hanya bagian inilah yang menarik.

Dan Benjamin, adalah seorang karakter yang hampir seperti zombie, sering terdiam, berbicara sedikit, menatap kosong seperti minta dikasihani, tidak punya ambisi, tidak menunjukkan emosi, tidak mempunyai ketertarikan akan hal apapun kecuali terhadap Daisy, sungguh karakter yang tidak menarik. Entah apa yang ada di pikiran Eric Roth menciptakan karakter seperti ini, secara track recordnya adalah peraih oscar dari film Forrest Gump dan nominasi di Munich dan The Insider. Dan Brad Pitt…cukup berhasil memerankan karakter ga menarik ini.

Satu hal yang paling saya kagumi adalah make-up artistnya. Mereka berhasil membuat wajah Brad Pitt seperti berusia 60, 40 bahkan usia belasan tahun..!! begitu juga dengan make up Cate Blanchett, mengagumkan.

Kesimpulannya, setelah hampir 3 jam dibikin mengantuk, tidak banyak hal yang bisa didapat dari film ini kecuali bahwa waktu itu kejam kematian itu menyakitkan, hal2 yang sudah semestinya kita tahu.

not bad.

7/10

The Dreamers (2003)

January 7, 2009

Category: Movies
Genre: Drama

Starring: Michael Pitt, Eva Green, Louis Garrel, Anna Chancellor, Robin Renucci

Director: Bernardo Bertolucci

Matthew, seorang mahasiswa amerika di Paris, diajak menginap oleh Isabella dan saudara kembarnya Theo, di rumah mereka, pada saat orangtua mereka sedang liburan. Theo dan Isabella adalah kembar yang aneh, meraka adalah moviefreak, mereka tidur telanjang berdua, seperti tidak ada rasa risih. dan dengan kedatangan Matthew, yang juga seorang penggemar film, mereka mengadakan semacam permainan gitu, permainan meniru adegan film tahun 30an karya Godard. Mereka bertiga menciptakan dunianya sendiri yang penuh dengan mind games

Bersetting di paris tahun 68, dimana sedang terjadi kerusuhan di kota paris, dimana anak muda ingin menyarakan aspirasi mereka tentang politik dan ekonomi, 3 karakter ini seakan tidak peduli, mereka tetap asik bermain di dunia mereka, di apartemen mereka.

Sampai di suatu adegan, dimana kedua pemimpi ini – 3 karakter itu dan para pendemo – bergabung, Bertolucci seperti memberikan kebebasan bagaimana penonton menyelesaikan mimpi mereka. Padahal 3 karakter itu (Matthew terutama) jelas terlihat terpaksa menghadapi yang namanya kenyataan yang ga bisa dia ubah. Dan para pendemo…wah mgkn baca buku sejarah kali ya….hahahhaa

Film yang bagus sebenarnya, tapi tidak memberikan kesan yang spesial bagi saya, karakter mereka bertiga…tidak ada yang saya sukai, tidak untuk dicontoh, tidak pula untuk dihindari, karakter mereka terlalu ngambang, ga nyata, saya jadi heran kemana duit yang dititipin orang tua mereka lewat cek itu, padahal mereka ga makan mahal, ga hura2, pas duit mereka abis, mereka minum wine..oh please!!

Trus kerusuhan itu juga ga berhasil membuat saya bersimpati akan perjuangan mereka, well yeah, mungkin karna aku bukan orang eropa kali ya…tapi kyknya juga karna film ini ga berhasil mempresentasikannya dengan baik. Banyak film dengan setting kota paris berhasil membuat saya ngiler pengen kesana…tapi film ini tidak sama sekali…

yg bikin ngiler paling nudenya eva green…hahaha

6/10